Memasuki empat tahun gerakan Merdeka Belajar, perkembangan bahasa dan sastra Indonesia terus menjadi prioritas kami di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Merdeka Belajar episode ke-17 tentang Revitalisasi Bahasa Daerah dan ke-23 tentang Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia yang kami luncurkan telah memberikan dampak positif terhadap upaya revitalisasi bahasa daerah dan peningkatan kemampuan literasi peserta didik di seluruh Indonesia.
Pada tahun ini, kami berhasil mencatatkan tiga capaian besar dalam upaya pemajuan bahasa dan sastra Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kami memberikan Bantuan Pemerintah (Banpem) Penguatan Komunitas Sastra yang berfokus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan sastra oleh komunitas dan mendorong perkembangan ekosistem sastra. Bantuan ini telah dirasakan manfaatnya oleh 28 komunitas sastra yang tersebar dari pulai Sumatra sampai Nusa Tenggara.
Kemudian, kami juga telah menyelenggarakan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII pada 25--28 Oktober 2023 dengan diikuti oleh lebih dari 1.500 peserta. Rekomendasi dari kongres ini akan menjadi penentu arah kebijakan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di tingkat nasional dan daerah. Dengan komitmen serta gotong royong yang kuat, hasil KBI XII akan menjadi pijakan kita untuk semakin menguatkan fungsi dan kedaulatan bahasa dan sastra Indonesia.
Bertepatan dengan penyelenggaraan KBI XII tahun 2023, kami turut meluncurkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi VI. Sejumlah terobosan kami hadirkan dalam edisi terbaru ini, meliputi (a) pencantuman informasi etimologi kosakata dari bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Cina, dan Arab, (b) penyesuaian pelafalan dan penulisan dengan kaidah terbaru, yakni Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) V, (c) penambahan entri menjadi 120.465 kosakata, dan (d) perbaikan definisi.
Hadirnya KBBI edisi VI menjadi satu lompatan penting dalam upaya kita menguatkan posisi bahasa Indonesia sebagai identitas dan alat pemersatu bangsa dan negara Indonesia. Dengan semangat Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, mari terus menguatkan rasa bangga dan cinta kita terhadap bahasa Indonesia.
Jakarta, Oktober 2023
Nadiem Anwar Makarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Perkembangan ilmu dan teknologi telah memberikan dampak yang sangat besar dalam segala hal, termasuk dalam penyusunan kamus. Beberapa dampak positif penggunaan teknologi dalam penyusunan kamus adalah sebagai berikut. Pertama, penggunaan teknologi mempermudah proses dan tahapan penyusunan kamus. Pekamus yang secara tradisional bekerja dan berdikusi di suatu ruangan tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, kini dapat bekerja di mana pun dan kapan pun sesuai dengan kebutuhan. Tim redaksi dengan beragam peran dapat bekerja secara paralel. Kedua, penggunaan teknologi dapat mempertemukan antara pekamus dan pengguna kamus secara maya sehingga dinamika penggunaan kamus dan kebutuhan pengguna dapat teramati dan terespons dengan cepat dan tepat. Ketiga, teknologi menyediakan korpus yang sangat berlimpah sebagai bahan pemerkayaan kosakata dalam kamus. Keempat, teknologi mempercepat pemrosesan dan pemutakhiran kamus. Pemrosesan data usulan dan suntingan di meja redaksi dilakukan secara waktu nyata (real time) sehingga pemutakhiran yang secara tradisional dilakukan bertahun-tahun dapat dilakukan dua kali dalam setahun.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Keenam telah mengalami perbaikan dan perkembangan dari edisi sebelumnya. Perbaikan KBBI Edisi Keenam meliputi perbaikan lema, kelas kata, definisi, dan contoh. Informasi pelafalan dan cara penulisan juga disesuaikan dengan perkembangan terbaru seturut dengan kaidah dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kelima (EYD V). Perkembangan KBBI Edisi Keenam dapat diamati dari penambahan jumlah lema dan makna. Jumlah lema tersebut direncanakan akan mencapai 200 ribu lema pada tahun 2024. Penambahan lema baru dilakukan dengan memasukkan konsep-konsep baru dalam ilmu pengetahuan, kata-kata budaya, nama tokoh, nama geografis, nama peristiwa penting, dan singkatan dan akronim yang sudah sangat lazim. Perkembangan lainnya adalah adanya informasi etimologi yang disertakan dalam kamus. Perkembangan berikutnya adalah disertakannya aplikasi kompilasi kamus di laman KBBI Daring. Aplikasi tersebut memudahkan tim redaksi ketika menyunting dan memutakhirkan data.Untuk mewujudkan KBBI Edisi Keenam yang terbit dalam bentuk daring, dan luring ini, banyak pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat secara aktif, tim redaksi, tim pengembang, para pakar, dan pengusul dari masyarakat umum. Kamus ini merupakan pengejawantahan nilai gotong royong semua pihak dalam ekosistem kebahasaan melalui bentuk urun daya.
Kami berharap kamus ini dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna untuk berbagai konteks dan keperluan praktis. Kamus ini juga berperan untuk menyebarluaskan pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang bahasa Indonesia pada khususnya. Kami menyadari bahwa kamus ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan tanggapan dari masyarakat pengguna kamus sangat kami harapkan demi perbaikan kamus ini pada masa yang akan datang.
Jakarta, 25 Oktober 2023
E. Aminudin Aziz
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa