Apresiasi Masyarakat


Ingin memberikan apresiasi?

Silakan mengirimkan apresiasi Anda melalui alamat pos-el:


Apresiasi #1: Puisi Prosa

MENANTI KEAJAIBAN


Berlambar sumpah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, kita bangun kembali zamrud khatulistiwa 17.500 pulau berpantai 95.181 kilometer yang dironce bak rangkaian melati oleh tol laut dan tol darat, dalam sebuah rantai nilai NKRI. Cita-cita proklamasi, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD harus terwujud. Gagasan kasat mata negara kesatuan terwujud tatkala 34 provinsi, 415 kabupaten, 93 kota madya, 74.053 desa dan 8.300 kelurahan, bersilaturahmi dan berdagang melalui sarana tol dalam satu bahasa dan satu mata uang, bersama sama membangun negara. Jalan tulang ikan tiap pulau akan menghantar hasil bumi, hasil laut dan industri rakyat ke ruas tol atau pelabuhan terdekat. Mobilitas orang, uang dan barang meningkat ribuan persen. Tak ada lagi dukacarita hasil bumi daerah terpencil mubazir, membusuk tersia-sia

Satu nusa, Nusantara, satu bahasa diwujudkan Kemendikbud. Badan Bahasa membentuk KBBI V Daring 2016 sebagai jalan tol budaya. Kebinekaan nan tunggal terwujud, satu bangsa dan satu bahasa kesatuan menyebabkan 260 juta insan Indonesia berbasis 400 suku bahasa dimungkinkan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Kualitas silaturahmi dan kelancaran komunikasi meningkat luar biasa, dan seluruh elemen bangsa berpeluang untuk bersama sama membangun ekonomi nasional berbasis kerakyatan. Bahasa adalah basis pertahanan bangsa, tertransformasi menjadi sarana pembangunan ekonomi berbasis budaya bangsa umumnya, pembangunan berbasis bahasa Indonesia khususnya, dan tujuh puluh lima ribu desa dapat ditransformasi bersama sama untuk menjadi ujung tombak ekonomi nasional berbasis agraria. NKRI sejati adalah 75.000 desa, tak ada lagi dukacarita daerah tertinggal.

Dengan perekonomian nasional bermodal tol laut, tol darat dan tol bahasa, dalam satu dasawarsa kedepan putaran roda ekonomi agraris kelautan dan laju pertumbuhan PDB diramalkan meningkat luar biasa, dan cita cita UUD tentang kemakmuran nan berkeadilan sosial dan berpemerataan akan menjadi kenyataan indah. Tak ada lagi dukacerita migrasi ke kota untuk mencari nafkah.

Manunggaling kawula gusti, sangkan paraning dumadi, negara menjadi serambi surga. Kemakmuran dan pemerataan berkeadilan selanjutnya akan menjadi basis pembangunan kemanusiaan nan beradab, luhur berbudi mulia karena berketuhanan nan Maha Esa. Loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, jayalah Indonesiaku


Jan Hoesada

Jakarta, 23 September 2016
(Dalam acara: Lokakarya Pemutakhiran KBBI yang ke-II)


Catatan: Sebagian besar hasil bumi segera layu atau membusuk, tak sampai ke pasar atau konsumen. Jalan tol laut dan darat semacam jalan sutra perdagangan dalam NKRI. Jalan tol darat NKRI memanjang sepanjang pulau adalah tulang ikan utama, berujung pada pelabuhan untuk tol laut. Jalan-jalan tulang ikan adalah berbagai jalan pulau yang mempunyai dua ujung, yaitu pertama: ujung jalan sampai tepi pantai atau pelabuhan dan kedua: ujung jalan sampai tepi tol darat NKRI yang melintasi pulau tersebut. Hasil bumi pulau-pulau kecil diseberangkan sampai ke ujung jalan tepi laut atau pelabuhan pulau bertol.